MAGETAN. – Beberapa waktu lalu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Magetan, Jawa Timur mendapati puluhan siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri melakukan self harm dengan cara menyayat pergelangan tangan. Self harm adalah perilaku seseorang yang sengaja menyakiti atau melukai diri sendiri. Meskipun perilaku ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai alat, mulai dari benda tajam hingga tumpul, bentuk lainnya dapat mencakup tindakan seperti menjambak rambut atau memukul diri sendiri. Untuk itu perlu dilakukan penyuluhan terkait hal tersebut, seperti yang dilakukan di SMPN 1 Karas telah dilaksanakan penyuluhan terpadu mengenai Self Harm yg di hadiri oleh, Sekcam Karas, Danpos Karas, Kapolsek Karas, Petugas dari UPTD Puskesmas Taji dan Guru SMPN 1 Karas serta siswa/i, Kamis (09/11/23).

 

Menurut Danpos Karas Peltu Funindiyanto, remaja merupakan usia-usia yang masih labil. Anak-anak usia remaja belum memiliki pengalaman menghadapi permasalahan-permasalahan kehidupan. Maka dalam menghadapi masalah yang ada, para remaja cenderung mengambil jalan pintas yang sifatnya sementara, seperti melakukan tindakan self-harm. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh banyak hal, di antaranya adalah hilangnya figur-figur yang dapat dicontoh, hingga adanya penetrasi muatan-muatan negatif di media sosial. “Maka dari itu kita sebagai orang tua, guru maupun pembimbing anak dimana pun harus bisa mengerti dan memahami permasalahan yang sedang dihadapi oleh anak-anak dengan sering berkomunikasi dengannya agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan”, tambahnya.

 

Menurut petugas UPTD Puskesmas Taji, Self Harm dapat di atasi dengan Self-Love dan Self-Care. Self-Love yaitu mencintai diri sendiri berarti perasaan ikhlas menerima segala hal yang dimiliki. Dan Self-Care yaitu memberi ruang untuk “lari” (muhasabah) dari segala rutinitas sehingga seseorang akan mempunyai hubungan yang sehat dengan diri sendiri. “Maka anak-anak, cintailah diri kita. Tindakan yang merugikan diri sendiri, yang melukai diri sendiri, bukanlah sesuatu hal yang baik untuk bisa digunakan dalam menghadapi ujian kehidupan. Bukan merupakan solusi akhir atau solusi tuntas dari kesulitan akan ujian kehidupan yang kita hadapi. Karena itu, teman-teman untuk bisa mencintai diri sendiri, teruslah belajar karena kehidupan ini adalah pelajaran tanpa akhir. Sehingga dengan belajar bisa menjadi manusia yang baik, menjadi manusia yang berbahagia, dan tentunya menjadi manusia yang bermanfaat,” tutup Peltu Funindiyanto(R-07)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.